Ditulis oleh Rob
Waugh
Senin, 09 April 2012
Planet-planet tersebut diperkirakan tiga kali lebih tua dari Bumi, dan terbentuk 12,8 miliar tahun yang lalu.
Planet-planet itu berjarak sekitar 375 tahun cahaya dari tata surya kita.
Planet raksasa itu terdeteksi menggunakan 'kecepatan radial', di mana para astronom mengamati ‘getaran’ dalam cahaya bintang, karena adanya daya tarik dunia yang mengorbit.
Salah satu planet tersebut besarnya mirip dengan Yupiter, di tata surya kita. Yang lain ukurannya sekitar tiga kali Yupiter.
Jika di sana terdapat kehidupan, tentu cenderung sangat berbeda dari manusia.
Pembentukan planet itu bukan sejak adanya alam semesta awal, bintang-bintang itu 'miskin logam‘ – berat unsur-unsurnya kurang dari berat hidrogen dan helium.
Setiawan mengatakan, "Kandungan besi hanya sekitar satu persen dari matahari kita. Saya ingin tahu darah semacam apa yang mereka miliki tanpa unsur besi-- pada saat itu, hampir tidak ada unsur-unsur berat yang tersedia '.
Setiawan mengakui bahwa planet-planet itu kemungkinan terbentuk kemudian dalam siklus kehidupan bintang - tetapi ia mengatakan ini tidak mungkin.
“Biasanya pembentukan planet tak lama setelah pembentukan bintang, "katanya. "Generasi kedua planet tersebut kemungkian juga terbentuk setelah sebuah bintang mengalami kepunahan, namun hal ini masih dalam perdebatan." (Erabaru/DM/sua).
Ditemukan, Galaksi Berbentuk Tablet
Yunanto Wiji Utomo | A. Wisnubrata |
Kamis, 22 Maret 2012 | 13:52 WIB
MELBOURNE, KOMPAS.com —
Astronom menemukan galaksi unik bernama LEDA 074886. Galaksi itu berbentuk
tablet, memiliki sudut bak obat tablet ataupun iPad.
LEDA 074886 terletak pada jarak 70 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya di konstelasi Eridanus. Galaksi ini ditemukan lewat pengamatan dengan teleksop Subaru di Hawaii.
Alister Graham dari Swinburne University of Technology di Australia, astronom penemu galaksi ini, mengatakan, "Awalnya saya kira ini kesalahan. Tapi akhirnya saya tak bisa berhenti tersenyum."
Kebanyakan galaksi berbentuk piringan dengan spiral, ellips ataupun ireguler. Dengan bentuk tablet, galaksi ini adalah sebuah anomali.
Graham mengatakan bahwa galaksi ini terletak di tepian galaksi lain yang lebih masif, bernama NGC 1407. Galaksi tablet ini 50 kali lebih redup dari Bimasakti. Wajar jika eksistensinya lama tak terdeteksi.
Menurut Graham, galaksi tablet ini adalah gabungan dari dua galaksi spiral. Saat bergabung, poros dua galaksi membentuk sudut galaksi tablet.
LEDA 074886 adalah sebuah galaksi hibrida karena memiliki ciri dua galaksi yang bergabung.
Berdasarkan teori, galaksi elips cenderung miskin material pembentuk bintang. Simulasi komputer akan menunjukkan bahwa saat dua galaksi elips bergabung, galaksi balok terbentuk dengan aktivitas bintang minim.
Kontras dengan galaksi elips, model menunjukkan bahwa galaksi dengan gas pembentuk bintang yang banyak tak akan menjadi galaksi tablet jika merger dan memiliki aktivitas bintang tinggi.
LEDA 074886 unik karena selain memiliki bentuk tablet, aktivitas bintang juga terdeteksi di piringannya. Keunikan ini akan membantu astronom mengembangkan model merger galaksi yang lebih kompleks.
Ben More, pakar fisika teoretis dari University of Zurich yang juga terlibat penelitian, akan mengembangkan model pembentukan LEDA 074886 dengan superkomputer tahun ini.
Graham, seperti dikutip National Geographic, Selasa (20/3/2012), menuturkan bahwa model itu akan memprediksi umur bentuk tablet.
Menurut Graham, kecuali LEDA 074886 bisa merger dengan galaksi yang pas, bentuk tablet yang dimilikinya akan hilang dalam beberapa miliar tahun.
Hasil studi Graham dan rekannya akan segera dipublikasikan di Astrophysical Journal.
LEDA 074886 terletak pada jarak 70 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya di konstelasi Eridanus. Galaksi ini ditemukan lewat pengamatan dengan teleksop Subaru di Hawaii.
Alister Graham dari Swinburne University of Technology di Australia, astronom penemu galaksi ini, mengatakan, "Awalnya saya kira ini kesalahan. Tapi akhirnya saya tak bisa berhenti tersenyum."
Kebanyakan galaksi berbentuk piringan dengan spiral, ellips ataupun ireguler. Dengan bentuk tablet, galaksi ini adalah sebuah anomali.
Graham mengatakan bahwa galaksi ini terletak di tepian galaksi lain yang lebih masif, bernama NGC 1407. Galaksi tablet ini 50 kali lebih redup dari Bimasakti. Wajar jika eksistensinya lama tak terdeteksi.
Menurut Graham, galaksi tablet ini adalah gabungan dari dua galaksi spiral. Saat bergabung, poros dua galaksi membentuk sudut galaksi tablet.
LEDA 074886 adalah sebuah galaksi hibrida karena memiliki ciri dua galaksi yang bergabung.
Berdasarkan teori, galaksi elips cenderung miskin material pembentuk bintang. Simulasi komputer akan menunjukkan bahwa saat dua galaksi elips bergabung, galaksi balok terbentuk dengan aktivitas bintang minim.
Kontras dengan galaksi elips, model menunjukkan bahwa galaksi dengan gas pembentuk bintang yang banyak tak akan menjadi galaksi tablet jika merger dan memiliki aktivitas bintang tinggi.
LEDA 074886 unik karena selain memiliki bentuk tablet, aktivitas bintang juga terdeteksi di piringannya. Keunikan ini akan membantu astronom mengembangkan model merger galaksi yang lebih kompleks.
Ben More, pakar fisika teoretis dari University of Zurich yang juga terlibat penelitian, akan mengembangkan model pembentukan LEDA 074886 dengan superkomputer tahun ini.
Graham, seperti dikutip National Geographic, Selasa (20/3/2012), menuturkan bahwa model itu akan memprediksi umur bentuk tablet.
Menurut Graham, kecuali LEDA 074886 bisa merger dengan galaksi yang pas, bentuk tablet yang dimilikinya akan hilang dalam beberapa miliar tahun.
Hasil studi Graham dan rekannya akan segera dipublikasikan di Astrophysical Journal.
Sumber :
National Geographic News
Astronom
temukan galaksi terbesar
Terbaru 11 Januari 2012 - 11:02 WIB
Para
astronom yang menggunakan Teleskop Kosmologi Atamaca di Cile berhasil menemukan
sebuah kluster galaksi terbesar di alam semesta sejauh ini.
Galaksi itu berjarak tujuh miliar tahun cahaya dan berukuran
dua miliar kali lebih besar dari matahari.
Dengan ukuran yang maha besar ini
maka para astronom memberi nama El Gordo atau dalam bahasa Spanyol berarti Si
Gemuk untuk galaksi ini.
Para
astronom yang melaporkan temuan ini pada pertemuan Komunitas Astronomi Amerika
ke-219 menambahkan galaksi tersebut masih terus bertambah besar.
"El
Gordo berada dalam jarak sekitar tujuh miliar tahun cahaya. Dengan meneliti dan
memahami El Gordo maka kita bisa memahami waktu struktur evolusi alam
semesta," kata Profesor Jack hughes dari Universitas Rutger kepada BBC.
Dua
kali lebih besar dibandingkan galaksi sejenis dalam jarak yang sama, El Gordo
mewakili sebuah kluster galaksi yang baru separuh terbentuk.
Dua
kluster galaksi yang lebih kecil di dekatnya juga ditemukan dan akan membantu
pengungkapan usia galaksi raksasa ini.
Sebuah
tim kemudian menggunakan Teleskop Hubble untuk menunjukkan sejumlah proses
pembentukan galaksi jarak jauh yang dikenal dengan nama protokluster.
Milyaran tahun
Cahaya
yang terlihat dari El Gordo diyakini sudah terbentuk sejak 13 miliar tahun
lalu, di saat alam semesta baru berusia 650 juta tahun.
"Temuan
ini sangat luar biasa karena kami menyaksikan kelahiran sebuah kluster galaksi
masa depan," kata Michele Trenti dari Universitas Colorado.
Sementara
itu di penghujung evolusi spektrum kluster ini, William Dawson dan tim
Universitas California Davis menggunakan teleskop Hubble dan Chandra untuk
menyaksikan tahap tabrakan terakhir kluster galaksi yang belum pernah
disaksikan sebelumnya.
Dua
galaksi terpisah dari dua kluster berbeda saling bertumbukan dan tetap
melintas. Namun, gas tipis sebagai hasil tumbukan itu tetap berada di tempat
tumbukan.
Dawson
mengatakan penemuan struktur terbesar di alam semesta merupakan awal untuk
dapat mempelajari alam semesta lebih jauh.
"Setiap
kemajuan dalam pemahaman kita tentang alam semesta adalah hasil langsung
pemahaman bagaimana semua ini berubah bersama waktu," kata Dawson.
Pada
akhirnya, lanjut Dawson, pengetahuan ini akan mengungkap proporsi relatif
energi dan materi gelap untuk membantu memperkirakan ukuran El Gordo di
kemudian hari.
"El Gordo masih akan terus
berkembang," kata Profesor Huges
NAMA : WAHYUDIN NOOR
NPM : 11.31.0493
Temuan dua planet besar baru oleh teleskop di Chili
adalah planet tertua yang terdeteksi di luar tata surya kita - dan telah ada
sejak sebelum Bima Sakti sepenuhnya terbentuk.Dr Johny Setiawan, tim penemu
planet-planet yang mengorbit bintang HIP 11952 mengatakan, "Jika
terdapat peradaban cerdas di sana, tentu saja hal tersebut akan dapat
menyajikan bagaimana alam semesta mulai berkembang setelah peristiwa Big Bang
serta bagaimana galaksi dan bintang-bintang pertama terbentuk.". Planet
tersebut diperkirakan tiga kali lebih tua dari Bumi, dan terbentuk 12,8 miliar
tahun yang lalu.
Ditemukan, Galaksi Berbentuk Tablet
Astronom menemukan galaksi unik bernama LEDA 074886.
Galaksi itu berbentuk tablet, memiliki sudut bak obat tablet ataupun iPad.
Alister Graham dari Swinburne University of Technology di Australia, astronom
penemu galaksi ini. Berdasarkan teori,
galaksi elips cenderung miskin material pembentuk bintang. Simulasi komputer
akan menunjukkan bahwa saat dua galaksi elips bergabung, galaksi balok
terbentuk dengan aktivitas bintang minim. Ben More, pakar fisika teoretis dari
University of Zurich yang juga terlibat penelitian, akan mengembangkan model pembentukan LEDA 074886 dengan
superkomputer tahun ini.
Astronom temukan galaksi terbesar
Para astronom yang menggunakan Teleskop
Kosmologi Atamaca di Cile berhasil menemukan sebuah kluster galaksi terbesar di
alam semesta sejauh ini. para astronom memberi nama El Gordo atau dalam bahasa
Spanyol berarti Si Gemuk untuk galaksi ini. "El Gordo berada dalam jarak
sekitar tujuh miliar tahun cahaya. El Gordo diyakini sudah terbentuk sejak 13 miliar tahun lalu, di saat
alam semesta baru berusia 650 juta
tahun. "Setiap kemajuan dalam pemahaman kita tentang alam semesta
adalah hasil langsung pemahaman bagaimana semua ini berubah bersama
waktu," kata Dawson.
Pada akhirnya, lanjut Dawson,
pengetahuan ini akan mengungkap proporsi relatif energi dan materi gelap untuk
membantu memperkirakan ukuran El Gordo di kemudian hari.
Tanggapan saya yang terkait dengan
tiga artikel/kliping ini, mengenai alam semesta adalah galaksi yang ada di
semua tata surya mempunyai berbagai macam bentuk, ukuran, dan betapa luasnya
jagad raya ini. Keberadaan bumi di jagad raya ini bagaikan sebutir pasir yang
melayang di tengah gurun pasir yang maha luas.
Namun semua yang ada dalam
artikel/kliping saya ini masih berdasarkan teori, penelitian yang di dapat
masih belum mendapatkan hasil yang membenarkan(fakta).
Tiga kesimpulan dari tiga
artikel/kliping yang saya buat di atas yang sudah saya garis bawahi dan cetak
tebal sebetulnya masih memiliki arti makna asumsi dengan kata lain Asumsi
adalah anggapan; dugaan; pikiran yang dianggap benar untuk sementara, sebelum
ada kepastian. Karena bagaimana mungkin seorang astronom bisa melakukan
pengamatan secara langsung terhadap apa yang diteliti sedangkan untuk menuju ke
target yang diteliti mempunyai jarak 10x bahkan lebih dari usia astronom
tersebut.